.

.
Bismillah ..., Kami Ingin Berbagi Faedah Ilmu Syar'i, MENEBAR SUNNAH & Merajut Ukhuwah di Atas Manhaj Salaf Dalam Meniti Al Haq

SHALAT GERHANA DILAKUKAN BERDASARKAN RU’YAH, BUKAN BERDASARKAN BERITA HISAB ASTRONOMI


al-‘Allamah al-Imam ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah,
“Tidak disyari’atkan shalat gerhana bagi penduduk sebuah negeri yang TIDAK TERJADIpadanya gerhana. Karena Rasulullah — shallallahu ‘alaihi wa sallam — mengaitkan perintah shalat gerhana dan yang terkait bersamanya, dengan RU’YAH (terlihatnya) gerhana. Bukan berdasarkan kabar/berita dari ahli hisab/astronomi bahwa akan terjadi gerhana, atau akan terjadi gerhana di daerah lain.
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
{وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا}
Apa yang diperintahkan oleh Rasul maka ambillah, dan apa yang dilarang maka tinggalkanlah.” (al-Hasyr : 7)
Allah Subhanahu wata’ala juga berfirman,
{لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ}
“Sungguh telah ada pada diri Rasulullah suri tauladan yang baik untuk kalian.” (al-Ahzab: 21)
Beliau — Shallallahu ‘alaihi wa Sallam — melaksanakan shalat gerhana hanyalah ketika gerhana (benar-benar) terjadi di Madinah dan disaksikan/dilihat oleh manusia (yang tinggal di Madinah, pen). Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
{فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ}
Maka hendaknya waspada orang-orang yang menyelisihi perintahnya (yakni perintah Rasul), bahwa mereka akan tertimpa fitnah atau akan ditimpa adzab yang pedih.” (an-Nuur : 63)
Suatu yang maklum (telah diketahui) bahwa Nabi — shallallahu ‘alaihi wa sallam — adalah manusia yang paling berilmu dan paling besar dalam memberikan nasehat, dan beliau adalah penyampai dari Allah akan hukum-hukum-Nya. Kalau seandainya shalat gerhana itu disyari’atkan berdasarkan berita/kabar dari para ahli hisab/astronomi, atau karena terjadi gerhana di daerah atau kawasan lain yang tidak bisa melihatnya kecuali penduduk daerah/kawasan lain itu sendiri, niscaya Nabi akan menjelaskannya dan membimbing umat kepadanya.
Ketika Nabi tidak menjelaskannya, bahkan menjelaskan sebaliknya dan membimbing umatnya untuk bersandar kepada ru’yah gerhana, maka dengan itu diketahui bahwa : Shalat Gerhana TIDAK DISYARI’ATKAN KECUALI BAGI YANG MELIHAT GERHANA atauTERJADI DI NEGERINYA.”
Majmu’ Fatawa 13/31
قال الشيخ ابن باز رحمه الله كما في مجموع فتاويه (13/31) :
” لا يشرع لأهل بلد لم يقع عندهم الكسوف أن يصلوا ؛ لأن الرسول صلى الله عليه وسلم علق الأمر بالصلاة ، وما ذكر معها برؤية الكسوف لا بالخبر من أهل الحساب بأنه سيقع ، ولا بوقوعه في بلد آخر ، وقد قال الله عز وجل: {وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا} وقال سبحانه: {لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ} وهو صلى الله عليه وسلم إنما صلى صلاة الكسوف لما وقع ذلك في المدينة وشاهده الناس ، وقال عز وجل: {فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ}.
ومعلوم أنه صلى الله عليه وسلم هو أعلم الناس وأنصح الناس ، وأنه هو المبلغ عن الله أحكامه ، فلو كانت صلاة الكسوف تشرع بأخبار الحسابيين ، أو بوقوع الكسوف في مناطق أو أقاليم لا يشاهدها إلا أهلها ، لبين ذلك وأرشد الأمة إليه، فلما لم يبين ذلك ، بل بين خلافه ، وأرشد الأمة إلى أن يعتمدوا على الرؤية للكسوف علم بذلك أن الصلاة لا تشرع إلا لمن شاهد الكسوف أو وقع في بلده “.
http://www.manhajul-anbiya.net/shalat-gerhana-dilakukan-berdasarkan-ruyah-bukan-berdasarkan-berita-hisab-astronomi/